Bagi sebagian orang jangkrik merupakan hewan yang menjijikan atau menggelikan, namun ditangan para pecinta burung ocehan jangkrik adalah binatang yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pakan burung kesayangannya yang dapat meningkatkan kualitas suara burung tersebut.
Hal itu dapat menyebabkan meningkatkan harga jangkrik di pasaran, maka tidak heran dari hasil beternak jangkrik banyak peternak yang berhasil meningkatkan kesejahtraan ekonominya.
Hal itu dapat menyebabkan meningkatkan harga jangkrik di pasaran, maka tidak heran dari hasil beternak jangkrik banyak peternak yang berhasil meningkatkan kesejahtraan ekonominya.
Untuk memulai ternak jangkrik bisa dimulai dengan modal yang kecil, karena bahan, perlengkapan, dan kebutuhan ternak lainnya cukup murah dan mudah untuk didapat.
Namun walaupun cukup mudah dilakukan, sebelum beternak atau membudidayakan jangkrik sebaiknya kita harus mengetahui aturan atau langkah-langkah yang baik dan benar dalam melaksanakannya supaya mendapat hasil yang maksimal.
MEMILIH DAN MERAWAT INDUKAN
Induk jangkrik yang paling baik adalah induk jangkrik yang diperoleh dari alam bebas atau hasil pengembangan yang menyerupai alam bebas.
Indukan adalah jangkrik yang siap bertelur/sudah dibuahi. Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Jangkrik masih terlihat segar.
2. Struktur tubuh masih lengkap terutama masih ada ovipositor, antena, dan lain-lain.
3. Perut jangkrik besar/bunting.
4. Sayap terlihat lebih pendek dari perutnya.
Apabila indukan sudah siap, hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan kandang
b. Keadaan telur yang akan keluar satu per satu dari induk yang bertelur secara periodik selama ±10 hari.
c. Setelah 3 hari, sebaiknya media bertelur diambil dan diganti dengan media yang baru.
d. Apabila perut jangkrik telah kempes, jangkrik akan lemas dan akhirnya induk jangkrik akan mati (±10 hari kemudian).
CARA MENETASKAN TELUR JANGKRIK
Seperti diuraikan pada bab sebelumnya, jangkrik betina akan bertelur bila sudah dewasa, baik dibuahi maupun tidak. Telur jangkrik akan menetas bila telur tersebut dibuahi.
Telur jangkrik yang dikeluarkan melalui ovipositor dan diletakkan di media lembap akan berkembang menjadi Iebih besar dan lambat laun warna telur akan berubah menjadi kekuning-kuningan (tidak mengkilap). Telur akan gagal menetas bila media kena hujan (terlalu basah) atau kekeringan.
Telur jangkrik yang dikeluarkan melalui ovipositor dan diletakkan di media lembap akan berkembang menjadi Iebih besar dan lambat laun warna telur akan berubah menjadi kekuning-kuningan (tidak mengkilap). Telur akan gagal menetas bila media kena hujan (terlalu basah) atau kekeringan.
Telur akan menetas dalam waktu ± 10 hari dan menjadi nimpa yang berwarna putih. Sepintas tampak seperti semut kecil-kecil. Telur yang gagal menetas berwarna kuning mengkilap.
FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN
Telur-telur jangkrik yang dihasilkan dari induk jangkrik tidak selamanya dapat menetas menjadi nimpa. Hal ini bergantung pada banyak faktor. Selain adanya hewan pemangsa seperti yang telah disebutkan di atas, telur-telur jangkrik yang tidak menetas ini pun dapat ditentukan oleh sebab lain. Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan telur jangkrik tidak menetas, yaitu:
1. media telur terlalu kering atau terlalu basah,
2. media telur rusak dan telur dimangsa semut,
3. telur dimakan jangkrik lain,
4. media telur rusak oleh hujan yang lebat, dan
5. telur tidak dibuahi.
2. Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang harus dipersiapkan sebagai berikut:
a. Kayu reng untuk rangka kandang
Panjang : 90 cm = 4 buah
60 cm = 4 buah
30 cm = 4 buah
b. Kayu Bingkai
Panjang : 70 cm = 2 buah
60 m = 2 buah
c. Tripleks
Ukuran : 90 cm x 60 cm = 1 buah
60 cm x 30 cm =3 buah
90 cm x 30 cm =2 buah
90 m x 20 cm =1 buah
d. Engsel pintu dua buah
e. Ram kawat, ukuran 60 cm x 70 cm
f. Paku secukupnya
g. Peralatan lain sebagai penunjang
Bagian dalam kandang harus dilumuri dengan tanah liat. Celah¬-celah yang ada ditutup dengan tanah liat (lempung) dengan tujuan agar semut tidak dapat masuk. Selain itu, bagian atas dinding diberi lakban agar licin.
Kandang dirancang berfungsi ganda, yaitu:
a. pembesaran (sekat bisa dicabut) dan
b. produksi telur.
Isi ruang gerak jangkrik dengan dedaunan untuk persembunyian sekaligus bahan pangan jangkrik seperti,
a. daun jati kering,
b. daun tebu kering,
c. daun jagung kering, dan
d. jerami kering setebal ±10 cm.
Untuk ruang bertelur, kita harus menyiapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kotak ukuran 25 cm x 10 cm x 5 cm.
b. Kotak tersebut diisi dengan pasir halus yang sudah disterilkan (disangrai/digoreng tanpa minyak).
c. Ratakan ketebalan pasir ± 3 cm.
d. Semprot permukaan pasir hingga basah.
e. Biarkan 2 s.d. 3 hari hingga pasir menjadi lembap
f. Tutup dengan kain strimin yang sudah dibasahkan dengan air tanah liat.
g. Taruh potongan kayu di tepi-tepinya (pada bingkai).
h. Tutup bagian atas dengan kardus 60% bagian. Kini kandang siap dipakai untuk memelihara jangkrik dan menghasilkan telur.
Catatan:
Kotak telur dimasukkan apabila ada jangkrik yang sudah dewasa/kawin.
Pemberian pakan sebaiknya mengikuti aturan berikut.
a. Umur 1-5 hari: zat cair tiap hari.
b. Umur 6-14 hari: zat cair ditambah bubukan tiap hari.
c. Umur 15-25 hari: zat cair 2 hari
d. Umur 26 hari—panen: zat cair 4 hari sekali dan bubukan tiap hari.
Perlu diperhatikan bahwa pemberian zat cair cukup 1/2 sendok makan untuk tiap kotak dan pemberian bubukan cukup 1/4 sendok teh per kotak. Zat cair dapat diperoleh dari waluh/ gambas, jagung sayur, dan sawi yang dicincang.
1. Bahan-Bahan yang Dibutuhkan untuk Membuat Pakan Jangkrik (Bubukan)
a. Jagung: 60%
b. Kedelai: 10%
c. Kacang hijau: 10%
d. Kacang tanah: 10%
e. Beras merah: 10%
2. Cara Membuat Pakan Jangkrik (Bubukan)
a. Sangrai semua bahan selama ±10 menit.
b. Setelah itu giling halus hingga menjadi tepung.
c. Kemudian tepung diramu dengan mencampur bahan-bahan berikut:
1 kg tepung, 1 sendok makan vitamin B 12, 1 sendok makan starbio, tepung daun pepaya dan ketela pohon yang muda kering secukupnya.
Sebagai pelengkap dapat juga dipakai EM 4 (Efektif Mikroba) sebanyak 2 cc dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian semprotkan ke pasir. Anda juga dapat meramu sendiri bubukan dengan melihat dan membandingkan perkembangan jangkrik.
FAKTOR PREDATOR
Hindari predator seperti cecak, laba-laba, dan semut. Caranya, kaki kandang diberi oil,
peietakan kandang jangan menempel pada dinding, jangan terlalu dekat dengan atap (langit¬langit) bila disimpan secara bersusun.
MASA PANEN
1. Panen Telur
Apabila ingin memproduksi telur jangkrik, kita perlu, menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut:
a. sebuah ayakan kasar,
b. sebuah ayakan tepung,
c. kain kaos,
d. tempat penyimpan telur,
e. sendok dari kardus.
Ambil kotak pasir yang berisi telur, kemudian saring dengan ayakan kasar (pelan-pelan). Sebagian telur akan terpisah atau tersaring pada ayakan. Letakkan pada kain kaos. Sebagian lagi akan lolos dan kita saring lagi dengan ayakan tepung sehingga telur-telur tidak ada yang lolos atau ikut bersama pasir.
2. Panen Anak Jangkrik (Telendo)
Apabila kita akan memanen anak jangkrik yang belum memiliki sayap atau jangkrik yang usianya ± 45 hari, langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:
a. ambil anak jangkrik dengan jaring ikan,
b. masukkan ke dalam karung plastik sambil dihitung,
c. beri makanan dan dedaunan kering ke dalam karung, dan
d. masukkan ke kardus yang sudah dilubangi.
Artikel Lain yang dapat anda baca di blog ini (klik untuk membacanya) :
Cara Ternak Lele
Cara Budidaya Ulat Jerman
Artikel Lain yang dapat anda baca di blog ini (klik untuk membacanya) :
Cara Ternak Lele
Cara Budidaya Ulat Jerman
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
( Sumber Buku : Budi Daya Jangkrik, Penulis : P. P. Bayu S. )
Tonie