Bagi anda yang membutuhkan panduan budidaya ikan cupang hias catatan singkat ini bisa menjadi salah satu referensi untuk memulai membudidayakan ikan cupang tersebut. Untuk mempersingkat waktu silahkan anda melanjutkan membacanya di bagian bawah ini.
Persiapan pemijahan ikan cupang
- Sarana perawatan induk yang meliputi akuarium soliter dan sifon dengan diameter cukup besar.
- Sarana pemijahan yang meliputi akuarium pemijahan dan sifon denagn diameter kecil.
- Sarana pendederan dan pembesaran buarayak yang meliputi wadah atau bak pendederan. Akuarium soliter atau stoples, dan sifon dengan diameter cukup besar.
Air
1. Kualitas air
Seperti pemeliharaan ikan hias pada umumnya, kualitas air yang digunakan dalam pemeliharaan ikan cupang harus disesuaikan dengan syarat hidupnya sehingga pertumbuhan dan perkembangannya akan berjalan secara optimal..
a. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman dapat didefinisikan sebagai besarnya kandungan hydrogen di dalam air. Di sebut juga pondus hydrogenii (pH). Hubungan pH dengan kehidupan ikan sangat erat. Titik kematian ikan biasanya terjadi pada pH 4 atau asatu dan pH 11 atau basa. Di habitat asalnya, ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki pH sebesar 6,2-7.
Ketidak idealan pH air yang dipakai untuk budidaya cupang hias akan sangat berpengaruh terhadap tingkat perkembangan dan pertumbuhan ikan ini.
- Tidak memiliki nafsu makan
- Cara beremingnya tidak stabil, gelisah, dan sradak-sruduk.
- Kondisi sisik kasar.
- Tidak mampu berkembang biak atau bertelur
- Pertumbuhannya terhambat.
b. Kesadahan Air
Di habitat asalnya, ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki kesadahan 8°-10° dH. Untuk mengetahui kesadahan air dapat digunakan alat ukur sainity tester atau hardness meter.
c. Amonia dan nitrit
Untuk mengurangi kandunagn ammonia dan nitrit dapat dilakukan denagn cara penggantian air, pmberian aerasi, penguapan, atau reaksi kimia dengan oksigen.
d. Oksigen terlarut
Seperti umumnya bangsa ikan, ikan cupang memperoleh oksigen dan air. Selama ini, ikan cupang dikenal memiliki daya tahan yang baik terhadap rendahnya oksigen terlarut dalam air. Artinya pada kondisi air yang memiliki oksigen terlarut dalam air. Artinya pada kondisi air yng memiliki oksigen terlarut 3mg/l, ikan cupang masih sanggup hidup dengan baik.
2. Sumber air
- Air sumur
Air sumur atau air tanah umumnya kebersihannya lebih terjamin dan hanya mengandung gas dan mineral. Namun, ada kemungkinan air sumur juga mengandung material organic meskipun jumlahnya sedikit. Kandungan material anorganik dan bakteri sangat tergantung dan dalam atau dangkalnya sumur. Makin lama makin sedikit kandungan material anorganik dan bakteri tersebut.
- Air sungai
Kondisi air sungai sangat tergantung pada daerah atau tanah yang dialirinya. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan kemungkinan terlarutnya material di sepanjang alirannya. Karena itu sebaiknya sebelumnya digunakan, terlebih yang keruh, dimasukan dan diendapkan dalam kolam pengendapan sampai emulsi tanah atau lumpur mengendap sehingga air menjadi jernih.
- Air PAM
Air PAM termasuk air yang paling bersih dibandingkan dengan dus sumber diatas karena sudah melewati proses penyaringan dan pembunuhan bakteri. Namun, umumnya kandungan klorinya lebih banyak sehingga harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Cupang hias memerlukan protein untuk kekuatan dan pembentukan tubuh dan membutuhkan vitamin dan mineral-mineral penting lainnya untuk aktivitas dan menjaga daya tahan tubuhnya.
Sarana perawatan induk
Keberhasilan budidaya cupang hias, sebagaimana budidaya ikan hias pada umum nya, sangat tergantung pada pemilihan atau penyeleksian induk yang akan digunakan. Selama proses perawatan ini, hal yang perlu menjadi perhatian serius adalah pemberian menu pakan dan penggantian air.
Pakan yang harus diberikan sebaiknya berupa jentik nyamuk. Kelebihan jenis pakan ini adalah mampu merangsangan kematangan sel telur, pertumbuhan lebih stabil, dan warna tubuhnya lebih cemerlang. Penggantian air dapat dilakukan dengan jalan penyifonan.
Penyifonan bertujuan untuk membuang kotoran-kotoran yang ada dalam akuarium, dan selanjutnay mengganti air yang terbuang dengan air yang baru yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan ini harus dilakukan minimal 2 hari sekali. Air yang diunakan sebagai media pemeliharaan dan perawatan induk ini merupakan campuran air bersih dan air rebusan daun ketapang. Komposisi yang disarankan adalah 1:10. Tambahkan pula kedalamnya garam dapur sebanyak setengah sendok the. Sebelum digunakan, sebaiknya air tersebut diendapkan kurang lebih selama 24 jam.
Sarana pemijahan
Dalam budidaya cupang hias wadah yang lazim digunakan adala akuarium. Selain factor efisiensi, akuarium juga lebih praktis dan murah. Akuarium selain paraktis dibuat dan dapat dibeli siap pakai, penyusunannya pun tidak memakan rempat yang luas. Akuarium dapat disusun bertingkat dengan bantuan rak sederhana.
Penempatannya bisa dimana saja, dipekarang samping, depan, atau belakang rumah, bahkan di dapur atau ruang tamu sekalipun. Ukuran akuarium yang digunakan sebagai wadah pemijahan minimal dua kali ukuran akuarium soliter. Satu hal yang pasti, akuarium pemijahan ini harus dilengkapi penutup untuk menghindari debu atau ukuran pada saat pemijahan telah berlangsung. Penutup samping perlu juga disiapkan agar pada saat proses pemijahan, kedua induk tidak terganggu sehingga pemijahan dapat berlangsung dengan baik.
Sarana lain yang harus disiapkan adalah sifon yang memiliki selang dengan diameter kecil. Alat ini akan digunakan untuk membersihkan kotoran pada saat proses pemijahan berlangsung. Khususnya kotoran yang berasal dari dad induk. Sebab keberhasilan air sangat menentukan keberhasian penetasan telur, kualitas dan kuantitas burayak, dan tingkat kematian burayak akibat serangan penyakit. Selang dengan diameter kecil akan mengurangi kemungkinan rusak atau tersedotnya telur yang ada. Kualitas air yang digunakan sebagai media pemijahan sama seperti media perawatan induk.
Sarana pendederan dan pembesaran burayak
Sarana pendederan yang dapat digunakan adalah akuarium, bak fiberglass drum bekas, paso, ember, atau bak semen. Penempatannya harus diusahakan di tempat terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari. Untuk mengurangi panas dan menjaga temperature wadah tetap stabil, tanaman air seperti eceng gondok atau siambang dapat digunakan.
Sebaiknya ukuran bak pendederan yang digunakan cukup besar atau disesuaikan dengan jumlah burayak yang berhasil ditetaskan, misalnya bila menggunakan bak fiberglass 1m x 1m x 0,5m, sehingga burayak-burayak cupang hias dapat lebih berkembang dengan baik. Ketinggian air yang digunakan adalah ¾ dan ketinggian bak. Kuialitas air yang digunakan sebagai media sama seperti ada perawatan induk maupun pemijahan.
Sementara itu, wadah pembesaran yang digunakan setelah pemeliharaan dan perawatan dalam bak pendederan adalah akuarium solietr atau stoples yang harus disesuaikan dengan usia cupang hias tersebut. Namun satu hal yang patut diingat, makin besar wadah pemeliharaan makin optimal pula perkembangan cupang hias tersebut. Tentu saja, pemelihaarn dalam akuarium soliter atau stoples tersebut dikhususkan untuk cupang hias jantan.
Untuk cupang hias betina hanya yang benar-benar disiapkan jadi induk saja yang ditempatkan secara soliter, sementara yang lainnya dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu wadah. Sama seperti pada perawatan induk, untuk penggantian air sebagai media pemeliharaan dapat digunakan sifon dengan selang berdiameter besar. Penggunaan dan cara penggantian airnya sama seperti pada perawatan induk. Sementara itu, pemberian menu pakan kepada cupang hias selama proses pembesaran harus disesuaikan denagn kebutuhan dan kesukaan cupang hias tersebut sehingga perkembangan tubuh, sirip-sirip, dan warnanya lebih optimal.
Sumber : Budi Daya Ikan Cupang, penerbit Ganeca Exact
Sumber Gambar : www.fotohewan.net
Tonie