Pada postingan sebelumnya kita telah membahas cara memelihara sapi, pada postingan kali ini kita akan berlanjut membahas cara beternak sapi atau ternak sapi pedaging.
Setelah kita mendapatkan sapi indukan yang berkualitas (ciri-ciri berkualitas bisa di baca di postingan Cara Memelihara Sapi) kita harus menegetahui tanda-tanda sapi pedaging betina yang sudah memiliki birahi dan siap di kawinkan, tanda-tandanya:
Setelah kita mendapatkan sapi indukan yang berkualitas (ciri-ciri berkualitas bisa di baca di postingan Cara Memelihara Sapi) kita harus menegetahui tanda-tanda sapi pedaging betina yang sudah memiliki birahi dan siap di kawinkan, tanda-tandanya:
1. Sapi selalu gelisah dan ribut
2. Mencoba menaiki sapi lain
3. Biasanya nafsu makan berkurang
4. Vulva (alat kemaluannya) membengkak dan kemerah-merahan
5. Dari vulva keluar cairan yang bening
6. Membiarkan dinaiki temannya atau oleh pejantan
Proses Perkawinan
Sapi supaya memperoleh keturunan biasanya ada dua macam proses perkawinan, yang pertama prooses secara alami (sapi betina langsung dikawinkan denggan sapi jantan) dan yang kedua proses Inseminasi Buatan (IB) atau sering dikenal kawin suntik. Proses kawin suntik biasanya mengambil air mani (sperma) jantan yang berkualitas kemudian disuntikan ke sapi betina yang sudah birahi.
Proses kawin dengan inseminasi buatan ini banyak dilakukan oleh para peternak sapi, selain prosesnya mudah para peternak tidak usah memelihara sapi jantan. Air mani yang berkualitas bisa kita dapatkan di dinas peternakan terdekat.
Sapi betina akan mengalami birahi pada waktu-waktu tertentu saja, dan tidak bisa kita perkirakan sebelumnya. Untuk itu kita harus mengetahui waktu kapan yang baik untuk mengawinkan sapi setelah mengalami birahi, di bawah ini ada tabel waktu untuk mengawinkan sapi:
Waktu Birahi terjadi
|
Waktu mengawinkan yang baik
|
Waktu terlambat
|
Pagi - pukul 10.00
|
Siang - sore hari itu
juga
|
Besok pagi harinya
|
Siang - pukul 13.00
|
Sore hari atau besok
paginya
|
Besok paginya lebih
dari pukul 08.00
|
Sore atau malam hari
|
Malam hari itu juga
atau keesokan harinya sampai puku 10.00
|
Besok lebih dari pukul
10.00
|
Sapi yang sudah birahi harus secepatnya dikawinkan karena menunda sapi yang sudah birahi atau siap kawin akan berperngaruh pada penimbunan lemak sekitar indung telur yang mengganggu proses pembentukan sel telur.
Tetapi sapi yang dikawinkan terlalu awal akan berdapak juga pada keturunannya, seperti anak sapi yang dilahirkan sering kurang sehat, si induk akan menjadi kerdil, dan pada waktu kelahiran akan mengalami kesulitan.
Macam-macam Perkawinan
1. Perkawinan murni (inbreeding), yaitu perkawinan antara sapi-sapi pedaging yang berasal dari satu keluarga, seperti anak dengan anak, bapak dengan anak atau anak dengan ibu.
2. Perkawinan silang/blasteran (Crossbreeding), yaitu perkawinan antara sapi-sapi pedaging dari dua jenis yang berbeda. Misalnya sapi Brahman dengan sapi Jawa. Cara ini biasanya digunakan untuk meningkatkan mutu sapi pedaging local supaya mendapatkan keturunan yang lebih baik dan besar.
Cara Memberikan Makanan
Untuk jenis sapi pedaging ini pemeberian makanan harus benar-benar diperhatikan, seperti halnya pemberian konsentrat (penguat) yang merupakan campuran dari berbagai bahan makan dan umbi-umbian, sisa hasil pertanian, sisa hasil pabrik, dan lain-lain yang mempunyai nilai gizi cukup dan mudah dicerna oleh sapi.
Sedangkan jenis rumput yang baik untuk sapi pedaging ini yaitu rumput gajah dan rumput benggala. Untuk perbandingan pemberian makanan untuk sapi pedaging ialah rumput 73,6% dan konsentrat 26,2%. Tetapi kita juga harus mengetahui apakah sapi tersebut digembalakan atau dikandang terus.
Ransum
Ransum yaitu campuran dari berbagai macam bahan makanan, baik berasal dari hijauan, biji-bijian, umbi-umbian, hewan, dan lain-lain. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak, baik dalam jumlah maupum kualitas
Dosis makanan untuk sapi dengan berat badan 350 kg :
Dosis makanan untuk sapi dengan berat badan 350 kg :
Bahan Makanan
|
Bahan Kering (BK/kg)
|
Protein Dapat Dicerna (PDD/kg)
|
TDN (kg)
|
3 kg rumput lapangan
|
7,7
|
0,63
|
6,30
|
2 kg dedak halus
|
1,78
|
0,13
|
0,90
|
0,5 bungkil kelapa
|
0,44
|
0,19
|
0,47
|
37,5 kg ransum
|
9,92
|
0,85
|
7,67
|
Standar kebutuhan
|
8,89 - 10,07
|
0,66 - 0,73
|
6,40 - 7,21
|
Kandang Sapi
Kandang sapi yang baik akan berpengaruh terhadap perkembangan sapi itu sendiri walaupun hal ini sering dikesampingkan oleh sebagian para peternak. Sapi yang memiliki kandang yang baik akan mudah dikontrol terutama dari segi kesehatannya.
Lokasi kandang yang baik
- Terkena sinar matahari, tidak becek dan lebab
- Agak jauh dari rumah kita atau rumah tetangga
- Sesuaikan ukuran dengan umur sapi. Untuk sapi betina dewasa 1,5 x 2 m, sapi jantan dewasa 1,8 x 2 m, sapi muda 1 x 2 m, anak sapi 1,5 x 2 m.
Perlengkapan kandang dan alat-alat, seperti:
- Tempat makan sapi
- Tempat minum sapi
- Keranjang rumput
- Sapu, sikat, sabit
- Alat pengangkut kotoran
Penyakit Sapi
Sapi merupakan hewan peliharaan yang membutuhkan perhatian lebih dari segi kesehatannya, tidak sedikit para peternak yang tidak mengetahui jenis-jenis penyakit pada sapi yang dapat mematikan sapi tersebut. Supaya ternak sapi kita dapat terhindar dari penyakit kita harus mengetahui jenis-jenis penyakit pada sapi dan cara menanggulanginya.
1. Antrrax 1 (Radang Limpa)
Penyebab: Bakteri yang disebut Bacillus antharis. Sporanya tahan sampai 20 tahun
Gejala:
• Dalam keadaan mendadak gejala ini tidak tampak, demam tinggi kemudian menjadi dingin kembali, badan gemetar dan lemah.
• Sukar bernapas, kadang-kadang mencret berdarah.
• Kebengkakan di bawah kulit leherr, dada, dan perut.
• Sapi mati mendadak dan keluar cairan darah dari lubang hidung, mulut, dan dubur.
Pencegahannya: Vaksinasi yang teratur setiap 6 bulan sekali
Pengobatan: sapi yang sakit atau yang sudah mati jangan disembelih, bakar dan lapor ke Dinas Peternakan
Gejala:
• Dalam keadaan mendadak gejala ini tidak tampak, demam tinggi kemudian menjadi dingin kembali, badan gemetar dan lemah.
• Sukar bernapas, kadang-kadang mencret berdarah.
• Kebengkakan di bawah kulit leherr, dada, dan perut.
• Sapi mati mendadak dan keluar cairan darah dari lubang hidung, mulut, dan dubur.
Pencegahannya: Vaksinasi yang teratur setiap 6 bulan sekali
Pengobatan: sapi yang sakit atau yang sudah mati jangan disembelih, bakar dan lapor ke Dinas Peternakan
2. Apthae Epizootica (penyakit mulut dan kuku/AE)
Penyebab: Virus
Penularan:
Penularan:
• Kontak langsung dengan sapi/domba/kambing yang terkena sakit AE
• Kontak dengan ternak yang habis sakit AE (carrier)
• Kontak dengan ternak yang habis sakit AE (carrier)
Gejala:
• Timbul lepuh-lepuh pada selaput lender, bibir, dan gusi
• Demam
• Napsu makan turun
• Banyak keluar air liur
• Dicelah kuku terjadi luka, akibatnya sapi pincang bahkan ada yang sampai tidak bisa jalan.
Pencegahan: Vaksinasi dengan vaksin AE 6 bulan sekalitan
Pengobatan:
• Sapi yang sakit dipisahkan, kemudian diobati dengan anttibiotik/obat sulfat.
• Kandang dan peralatannya didisinfeksi dengan larutan disinfektan caustic soda 2%
3. Septichaemia Epizootica (penyakit ngorok/SE)
Penyebab: Semacam bakteri yang disebut Pasteurella multocida
Penularan: Biasanya melalui alat pencernaan (makanan/air minum), serangga, dan luka.
Penularan: Biasanya melalui alat pencernaan (makanan/air minum), serangga, dan luka.
Gejala:
• Timbul bengkak di daerah leher dan dada
• Panas badan naik
• Napsu makan berkurang
• Lidah bengkak dan menjulur keluar
• Mulut berbuih dan menganga terus
• Sulit bernapas dan bersuara seperti mengorok
Pencegahan: Vaksinasi dengan vaksin SE tiap 6 bulan sekali
Pengobatan: Dengan antibiotika atau serum SE
Dan anda dapat membaca artikel sebelumnnya (klik untuk membacanya) :
Ternak Kambing
Cara Ternak Lele
Ternak Kambing
Cara Ternak Lele
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
|
Tonie
Follow @cara_budidaya |
|