Cara ternak ayam atau memelihara ayam bersama ikan sebetulnya sudah banyak yang mencoba memperaktekkannya oleh para peternak di Indonesia, namun banyak kendala yang menghambat keberhasilan dari sistem beternak seperti itu.
Untuk menangani kendala yang bersifat teknis maka tidak ada salahnya apabila kita melihat catatan singkat dibawah ini, walaupun catatan ini tidak lengkap sepenuhnya, namun catatan ini bisa kita ambil untuk bahan referensi kita sebelun memulai ternak ayam atau memelihara ayam bersama ikan ini.
SISTEM PEMELIHARAAN AYAM
Kandang Ayam
Kandapg ayam biasanya dibangun seluruhnya di atas salah satu pematang kolam atau menjulur sebagian di atas permukaan air kolam. Bangunan kandang ayam memung¬kinkan sisa makanan dan kotoran ayam jatuh langsung ke kolam.
Kandapg ayam biasanya dibangun seluruhnya di atas salah satu pematang kolam atau menjulur sebagian di atas permukaan air kolam. Bangunan kandang ayam memung¬kinkan sisa makanan dan kotoran ayam jatuh langsung ke kolam.
Bentuk kandang yang digunakan yaitu kandang sistem baterai. Dibuat memanjang dan diletakkan pada bagian sudut kolam dan pada bagian kolam yang airnya tidak ter¬lampau dalam.
Pondasi (dasar) kandang harus kuat, sebab berada di dalam air. Umumnya pondasi kandang dibuat dari tembok, seperti membuat pondasi rumah panggung.
Jarak antara dasar kandang ayam dengan permukaan air kolam berkisar antara 50-100 cm.
Kandang baterai, baik kerangka maupun sangkarnya bisa dibuat dari bambu, kayu, atau bahan lain. Untuk mem¬buat sangkar bisa digunakan bahan dari kawat. Ukuran kan¬dang baterai yang umum adalah 40 x 20 x 40 cm. Bagi ayam-ayam petelur lebar kandang bervariasi antara 20-30 cm.
Lebar 20 cm : dapat diisi 1 ekor ayam petelur putih
20,5 cm : dapat diisi 1 ekor petelur medium (pe¬telur kulit coklat)
25 cm : dapat diisi 2 ekor petelur putih
30 cm : dapat diisi 2 ekor petelur medium.
Peralatan Kandang
Kandang dilengkapi dengan,
a. Tempat makan, bisa dibuat dari plastik, kayu, bambu, logam. Tempat makanan yang baik harus memenuhi per¬syaratan :
- mudah dibersihkan,
- mudah diisi,
- makanan tidak mudah tumpah, dan
- ayam mudah makan dari tempat makanan tersebut.
b. Tempat minum
Tempat minum yang baik haruslah :
- mudah dibersihkan,
- mudah diisi,
- ayam mudah minum dan
- air tidak mudah tumpah
c. Lampu penerangan
Dibutuhkan untuk :
a. ayam petelur, pada waktu cuaca gelap dan malam hari
b. ayam pedaging, pada cuaca gelap dan sepanjang malam.
Teknik Pemeliharaan Ayam
Ayam yang dipelihara
Ayam yang dipelihara yaitu ayam petelur yang sudah siap berproduksi (layer) dan ayam pedaging. Umumnya ayam petelur yang berumur 20-22 minggu (4-5 bulan). Pada umur 4,5 bulan kadangkala sudah ada yang mulai ber¬telur, tetapi umumnya yang terlalu cepat berproduksi telur¬nya akan kecil-kecil dan masa produksinya pendek, sebab pada masa pertumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik (terutama perkembangan alat-alat produksinya).
Ayam yang dipelihara yaitu ayam petelur yang sudah siap berproduksi (layer) dan ayam pedaging. Umumnya ayam petelur yang berumur 20-22 minggu (4-5 bulan). Pada umur 4,5 bulan kadangkala sudah ada yang mulai ber¬telur, tetapi umumnya yang terlalu cepat berproduksi telur¬nya akan kecil-kecil dan masa produksinya pendek, sebab pada masa pertumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik (terutama perkembangan alat-alat produksinya).
Dalam hal ini "vitamin pertumbuhan ayam dara" memegang peranan dalam masa layer. Hanya ayam-ayam yang dalam masa bibit (starter) dan remaja/dara (grower) terpelihara dengan baik dan terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya akan menjadi ayam petelur yang sanggup berproduksi baik pula (jumlah dan masa produksi). Bila sampai 7 bulan ayam belum bertelur (walaupun terlihat tanpa cacat), sebaiknya ayam tersebut diafkir, kemungkinan ada kelainan dalam alat reproduksi¬nya.
Pemeliharaan ayam pedaging pada dasarnya tidak ber¬beda dengan pemeliharaan ayam petelur. Untuk memper¬mudah pemeliharaan ayam pedaging secara baik perlu di¬lakukan program pemeliharaan sesuai dengan fase hidup mereka.
Fase hidup ayam pedaging (broiler) dikelompokkan menjadi 2 fase, yaitu :
1. fase starter, umur 0-4 minggu
2. fase finisher, umur 5 minggu sampai dengan dipasarkan.
Beberapa kegagalan pada masa pemeliharaan fase starter adalah akibat : kedinginan, kesalahan dalam pemberian ma¬kanan, kapasitas yang berkelebihan. Kesemuanya ini akan menimbulkan efek negatif, seperti kepekaan terhadap gangguan penyakit yang sulit untuk diatasi, kelambatan dalam pertumbuhan dan lain sebagainya.
2. fase finisher, umur 5 minggu sampai dengan dipasarkan.
Beberapa kegagalan pada masa pemeliharaan fase starter adalah akibat : kedinginan, kesalahan dalam pemberian ma¬kanan, kapasitas yang berkelebihan. Kesemuanya ini akan menimbulkan efek negatif, seperti kepekaan terhadap gangguan penyakit yang sulit untuk diatasi, kelambatan dalam pertumbuhan dan lain sebagainya.
Dalam sistem pemeliharaan ikan bersama ayam, untuk setiap 0,1 hektar (70 tumbak, 1000 m2) luas kolam dapat ditempatkan sebanyak 200 ekor ayam petelur, dengan kan-j dang sistem baterai (petelur 1 ekor per 5 m2 luas kolam) dan ayam pedaging 1 ekor per 1 m2 luas kolam. Bagi ayam pedaging, anak ayam sudah mulai dipelihara di atas kolam setelah dipelihara di kandang bawah (kandang khusus untuk memelihara anak ayam) selama 2 minggu lamanya. Lamanya pemeliharaan bagi ayam pedaging di atas kolam antara 20-25 hari.
Tinggi rendahnya kualitas ransum, cukup tidaknya ransum yang diberikan pada ayam harus di¬perhitungkan secara cermat, sehingga biaya yang dikeluar¬kan cukup efisien, ekonomis. Bibit ayam yang bagus, per¬kandangan yang baik, dan hal-hal lain yang dilaksanakan secara baik pula, akan hancur karena pemakaian dan pem¬berian ransum yang tidak tepat. Kejelekan dan kekurangan ransum dapat pula berakibat timbulnya penyakit pada ayam (defisiensi makanan/vitamin, kanibal, dan seterusnya).
Ransum yang diberikan pada ayam akan berfungsi
a. memenuhi kebutuhan hidup, antara lain pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel, menggantikan bagian yang rusak (bulu, kulit)
b. untuk keperluan memproduksi telur.
Ransum yang siap diberikan pada ayam disebut ransum jadi yang dalam pemakaiannya terbagi :
Ransum starter : untuk anak ayam umur 1 hari s/d 2 bulan
Ransum grower : untuk ayam dara umur 2 bulan s/d 4 bulan
Ransum layer : untuk petelur dewasa 4 bulan ke atas.
Pemberian makanan bagi anak ayam, selama 3 hari yang pertama, makanan yang diberikan cukup ditebarkan di atas koran, di dekat sumber pemanas. Setelah 3 hari pertama berlangsung, barulah makanan tadi ditaruh di dalam nam¬pan kecil yang berbentuk segi empat atau bulat. Tentu saja besar kecilnya nampan harus selalu disesuaikan dengan pertumbuhan atau umur ayam yang bersangkutan.
Untuk menghindarkan makanan menjadi kotor atau tumpah, maka pengisian penampan tadi diusahakan sedikit demi sedikit, atau paling banyak separo dari permukaan pe¬nampan yang dipakai.
Sesudah anak ayam mencapai umur 10 hari-2 minggu, tempat makanan yang berupa penampan harus diganti dengan tempat makan berbentuk tabung bulat atau memanjang, ataupun tempat makan gantung (otomat). Letak ketinggian tempat makan diusahakan setinggi dada atau punggung. Ransum makanan yang diberikan pada anak ayam dengan kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) = 2800-3000 kkal.
SISTEM PEMELIHARAAN IKAN
Untuk budidaya ikan air tawar, kolam mempunyai peranan yang sangat penting. Karena selain sebagai media hidup ikan, kolam harus pula berfungsi sebagai sumber makanan alami ikan. Untuk mendapatkan kolam yang su¬bur, bukan saja dasar kolam harus sedikit berlumpur oleh lapisan humus namun juga air yang masuk ke dalam kolam harus mengandung cukup bahan organik dan tidak beracun.
Jenis tanah yang paling baik untuk kolam adalah tanah liat atau lempung sedikit berpasir. Tanah terapan atau be¬ranjangan masih bisa juga digunakan. Sedang tanah yang kandungan pasirnya sangat tinggi tidak bisa digunakan untuk kolam.
Air merupakan faktor utama dalam usaha budidaya ikan. Tanpa adanya air yang cukup dengan kualitas yang baik, maka usaha budidaya ikan akan mengalami berbagai hambatan. Oleh karena itu hal-hal yang mutlak diperhatikan dalam kaitannya dengan masalah kondisi air adalah :
Air untuk kolam dapat bersumber dari sungai, air irigasi maupun dari mata air. Sungai sebagai sumber air untuk budidaya ikan adalah baik sekali sebab air sungai biasanya banyak mengandung unsur-unsur hara, yang berguna bagi penumbuhan makanan alami ikan. Lebih-lebih apabila su¬ngainya panjang sehingga unsur-unsur haranya cukup karena biasanya melalui pemukiman rumah penduduk.
Namun perlu diingat biasanya air sungai banyak mengan¬dung waled, sehingga memerlukan bak pengendapan dan bak filter sebelum dipergunakan di kolam. Hal ini untuk mencegah pendangkalan kolam yang terlalu. singkat.
Air tanah yang baik untuk sumber air budidaya ikan biasanya yang telah keluar di permukaan tanah. Dalam arti kata antara sumber air tanah dengan letak unit perkolaman terpisah, jadi harus dialirkan melalui saluran terlebih dahulu. Ini untuk memperbaiki kualitas air tanah tersebut karena biasanya air yang baru keluar dari tanah miskin unsur hara dan pH-nya rendah.
Dengan memperhatikan makhluk hidup yang ada di per¬airan tersebut secara tidak langsung kita dapat menilai ke¬suburan air. Makin beraneka ragam makhluk hidup yang kita temukan, maka makin suburlah perairan itu. Air yang akan kita pakai untuk kolam sudah tentu harus yang baik mutunya, walaupun tidak selalu harus subur. Kesuburan¬nya dapat kita tingkatkan kelak, dengan pemupukan ko¬lam dan pengelolaan yang betul. Air yang baik mutunya harus bersuhu sedang, yang antara siang dan malam tidak begitu besar perbedaannya (tidak lebih dari 5°C; misalnya antara 25°C dan 30°C.
Selain itu, kekeruhan air juga merupakan faktor yang turut menentukan baik buruknya mutu. Sebaiknya air itu jangan terlampau jernih (karena air demikian biasanya ku¬rang subur) melainkan yang agak keruh. Tetapi keruhnya tidak boleh karena lumpur yang mati, melainkan harus di¬sebabkan oleh kandungan sejumlah kapur dan jasad renik plankton yang hidup.
Debit air yang baik tidak kurang dari 10-15 1/dt/Ha. Dalam kenyataannya apabila sumber airnya dari sungai, debitnya tidak tetap tergantung pada musim. Apabila debit air pada musim hujan sangat besar, maka harus dibuatkan saluran pengendali banjir sehingga debit air yang besar tidak masuk ke dalam kolam. Apabila debit air kurang dari Standar tersebut di atas, maka harus diusahakan pengaturan air, yang seefisien mungkin.
Bentuk dan Konstruksi Kolam (longyam)
Kolam yang digunakan umumnya sama dengan kolam ikan sistem biasa. Bentuknya beraneka ragam, disesuaikan dengan bentuk pemilikan lahan. Pada umumnya kolam ikan berbentuk empat persegi panjang dengan arah memanjang dari pintu pemasukan ke pintu pembuangan air.
Kolam berbentuk empat persegi panjang ini memang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kolam yang berbentuk bujur sangkar. Kelebihannya terdapat dalam sir¬kulasi air dan penyediaan makanan alami ikan, karena ko¬lam berbentuk persegi panjang mempunyai sisi/pinggiran yang lebih panjang dibandingkan kolam berbentuk bujur sangkar. Makanan alami ikan (moina, daphnia) lebih banyak tumbuh di pinggiran kolam yang dangkal dibandingkan di tengah kolam yang lebih dalam.
Teknik Pemeliharaan Ikan
Persiapan Kolam
Sebelum penebaran ikan, seperti biasanya kolam di¬keringkan dan dijemur untuk mencegah adanya hama dan penyakit. Hal ini dilakukan sambil mempersiapkan kandang ayam. Bila masih terdapat genangan-genangan air yang sulit dikeringkan, perlu diberi kapur secukupnya. Juga untuk memperbaiki keasaman tanah, dilakukan pengapuran de¬ngan dosis 5 kg per 100 rri2 .
Sebelum penebaran ikan, seperti biasanya kolam di¬keringkan dan dijemur untuk mencegah adanya hama dan penyakit. Hal ini dilakukan sambil mempersiapkan kandang ayam. Bila masih terdapat genangan-genangan air yang sulit dikeringkan, perlu diberi kapur secukupnya. Juga untuk memperbaiki keasaman tanah, dilakukan pengapuran de¬ngan dosis 5 kg per 100 rri2 .
Pematang kolam perlu diper¬baiki sehingga tidak terdapat tempat-tempat yang bocor dan lumpur di dasar kolam sebagian diangkat ke atas pema¬tang. Sebelum kolam siap untuk diisi air, ayam hendaknya sudah mulai dipelihara. Sehingga sebagian kotoran ayam yang jatuh ke kolam merupakan pupuk organik bagi kolam. Kolam .selanjutnya ditabur pupuk urea dengan dosis, 5 kg per 100 .m2 disesuaikan dengan kebutuhan. Sekitar satu minggu kemudian setelah kolam diisi air, ikan mulai ditebar.
Jenis Ikan yang Dipelihara
Berbagai jenis ikan dapat dipelihara dengan baik melalui sistem longyam ini. Baik secara terpisah ataupun secara ber¬sama-sama. Pada umumnya para petani yang berusaha tani dengan sistem longyam, selalu berorientasi pasar. Artinya selalu memelihara jenis ikan yang mempunyai pasaran yang baik (mempunyai harga yang mahal). Jenis-jenis ikan yang dipelihara dengan sistem longyam ini antara lain :
- ikan mas
- ikan taw es
- ikan nila
- ikan tambakan
- ikan mujair
- ikan gurami dan udang galah.
Umumnya ikan mas tidak dibudidayakan secara mono kultur, tetapi secara polikultur, yaitu dicampur dengan ikan lain seperti ikan tawes, ikan mujahir, ikan nila, ikan nilern dan lain sebagainya. Sebagai contoh, misalnya polikultur ikan mas dan ikan nila. Kegiatan budidaya terpadu ini me¬rupakan kegiatan pendederan ikan mas untuk menghasilkan benih bagi sistem budidaya ikan kolam air deras dan dapat pula sebagai kegiatan pembesaran ikan nila untuk menghasil¬kan ikan konsumsi.
Perbandingan jumlah ikan-ikan tersebut di dalam kolam beraneka ragam. Pada umumnya, dalam sistem longyam ini ; ikan-ikan dipelihara dengan perincian, sebagai berikut :
- ikan mas 36%
- ikan nilem 38%
- ikan tambakan 16%
- ikan mujair + tawes 10%
Makanan Ikan
Makanan ikan yang dipelihara adalah makanan alami yang tumbuh di dalam kolam. Kotoran ayam dan makanan¬nya yang tercecer dari wadahnya dapat merupakan pupuk organik dan dapat pula sebagai makanan ikan. Dengan ada¬nya kotoran ayam sebagai pupuk organik diharapkan ma¬: kanan alami yang ada di dalam kolam dapat tumbuh dengan subur.
Makanan tambahan berupa pelet, diberikan sewaktu¬waktu apabila kandang ayam dikosongkan setelah ayamnya dipanen (dijual). Bila yang dipelihara adalah ayam petelur, bukan ayam pedaging, sebagai makanan ikan cukup dari kotoran dan makanan ayam yang terbuang.
Makanan tambahan, umumnya berbentuk tepung yang agak kasar. Dedak halus (bekatul) cocok untuk makanan tambahan. Dedak, selain dapat diberikan secara langsung, juga digunakan sebagai baban campuran untuk membuat ,makanan ikan.
Artikel lain yang dapat anda baca di blog ini (klik untuk membacanya) :
Cara Beternak Ayam Petelur
Cara Budidaya Itik
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
(Sumber Buku : Memelihara Ikan Bersama Ayam Penulis : Ir. KUSNO S.)
|
Tonie
Follow @cara_budidaya |
|